Perlukah Mendengar Nasehat
Sahabat, mungkin apa yang saya tulis terkadang tidak
nyambung bagi anda, Maklum saja, ini tulisan dalam blog biasa yang semua orang
bisa buat. Selain itu saya juga bukan seorang penulis profesional. Saya hanya
ingin berbagi kepada anda tentang macam-macam hal termasuk masalah nasehat.
Tentu saja kita semua pernah mendengar nasehat. Entah dari orang tua kita,
guru, kakak, sahabat atau bahkan dari orang yang usianya jauh lebih muda dari
kita.
Perlukah kita mendengar hasehat?. Tentu saja perlu. Nasehat. Kata yang didalamnya memuat kata
sehat. Kita tahu bahwa sehat adalah
salahsatu nikmat yang patut kita syukuri. Jadi sudah sepantasnya kita mau
menerima nasehat, agar kita selalu bersyukur. Di Zaman sekarang, yang penuh
dengan berbagai problem dan fitnah dimana-mana, sudah banyak teman-teman kita
atau bahkan kita sendiri terkadang sudah tidak peduli dengan nasehat. Terkadang
ada juga yang merasa gengsi untuk mendengar nasehat. Telinga mendengar hati
mengejek. Kelihatannya mereka mendengar nasehat itu tapi itu hanya sebatas
didengar dan mereka pada dasarnya tidak mau menerima nasehat itu. Hanya karena
perasaan takut atau menjaga perasaan si penasehat mereka rela berjam-jam
mendengarkan nasehat itu, tetapi itu
tidak dapat mengubah perilaku mereka.
Sahabat, saya berharap anda termasuk orang yang
senang mendengar nasehat, tapi jika anda termasuk orang yang kurang peduli atau
bahkan tidak peduli dengan nasehat. Cobalah belajar untuk menerima nasehat itu.
renungkanlah apa yang mereka katakan kepada kita. Dan kita tahu bahwa
penyesalan selalu datang dibelakang, tetapi mengurangi rasa penyesalan itu bisa
dilakukan diawal sebelum kita berbuat sesuatu. Terkadang kita hidup seperti
mengikuti jalan hidup orang terdahulu, sehingga apa yang dulu pernah terjadi
bisa jadi akan terjadi pada kita. Inilah salahsatu sebab munculnya sebuah
nasehat.
Ini cerita. Suatu ketika ada seorang pemuda
mengendarai sepeda motor. Dia mengendarai motornya dengan sangat cepat. Tiba
disebuah gang, ada seorang ibu memberitahunya untuk tidak melewati gang itu
karena lagi ada perbaikan jalan. Pemuda itu tidak mempedulikan ucapan ibu itu
dan dia tetap masuk kedalam gang itu. Dipertengahan jalan pemuda itu bertemu
dengan warga yang sedang memperbaiki jalan yang rusak. Kemudian ada seorang
bapak yang mencoba memberitahunya untuk tidak melintas dijalan itu, karna
kondisinya sempit dan masih licin. Selain itu sudah banyak korban yang jatuh
saat mencoba melintas. Pemuda ini tidak mempedulikan ucapan bapak itu. Dia
nekat melintas di tepi jalan yang sempit dan licin, hingga akhirnya dia
terjatuh. Warga yang melihatnya, langsung menolong pemuda itu. Cerita ini
merupakan contoh sederhana jika kita tidak mau mendengarkan nasehat orang lain.
Sekali lagi, penyesalan selalu datang dibelakang, tetapi mengurangi rasa
menyesal itu bisa dilakukan diawal saat kita ingin melakukan sesuatu.
Sahabat. Saya ingin mengajak anda untuk mau menerima
nasehat orang lain. Jangan gengsi, jangan merasa sudah cukup dewasa dan tidak
pantas lagi untuk menerima nasehat, jangan merasa hebat dan tidak perlu untuk
dinasehati. Nasehat itu perlu kita dengar dan terima agar kita bisa selalu
bersyukur atas apa yang kita punya, atas apa yang sudah kita capai.
Komentar
Posting Komentar